GOLDEN FARM 99 – Ada beberapa jenis menanam menggunakan sistem hidroponik yang pelu anda ketahui terutama bagi pemula yang ingin menenam menggunakan sistem hidroponik. Sistem hidroponik pada dasarnya merupakan dengan cara pemberian larutan nutrisi sebagai sumber air dan nutrisi bagi tanaman.
Menanam menggunakan sistem hidroponik salah satu bentuk aktivitas yang menyenangkan dan sekaligus mengurangi tingkat stres Anda karena pekerjaan yang melanda. Bagi Anda yang memiliki lahan yang terbatas! Tentu jangan khawatir karena sistem hidroponik bisa ditanam dengan lahan yang terbatas. Cocok sekali bagi Anda yang memiliki lahan yang terbatas atau tidak memiliki lahan yang mencukupi. Berikut beberapa sistem hidroponik yang perlu anda ketahui.
Berikut 8 Jenis Sistem Hidroponik
Ada 3 macam sistem hidroponik, yaitu sirkulasi, semi-sirkulasi, dan non sirkulasi. Berikut masing-masing penjelasannya:
- Sistem Sikulasi, yaitu sistem nutrisi yang dialirkan dari bak penampung ke perakaran tanaman dan dibuan lagi ke bak penampung (reservoir). Sistem ini dapat ditandai dengan adanya sirkulasi air seperti NFT (Nutrient Film Technique), FHS (Floating Hydroponic System), dan pasang dan surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain).
- Sistem Semi Sirkulasi, yaitu perpaduan antara sistem sirkulasi dan non sirkulasi seperti Aquaponic.
- Sistem Non Sirkulasi, yaitu dimana larutan nutrisi tidk dialirkan dengan ditandai adanya media tanam seperti pada fertigasi autopot dan hidroponik substrat/media.
Ketiga sistem tersebut menghasilkan beberapa macam jenis sistem hidroponik, sebagai berikut:
1.Sistem Wick
Sistem Wick merupakan salah satu sistem pasif, yang berarti tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari wadah nutrisi dengan sumbu (menggunakan kain flanel atau jenis bahan lain yang mudah menyerap air). Adapun kelebihan dan kekurangan pada sistem wick diantaranya sebagai berikut:
Kelebihan pada sistem wick
- Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus, selama nutrisi di bak penampung masih tersedia.
- Biaya pembuatannya yang murah.
- Mempermudah perawatan pada tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman.
- Tidak tergantung pada listrik.
Kekurangan pada sistem wick
- Air dan nutrisi yang diberikan tidak dapat kembali ke bak penampungan sehingga lebih boros.
- Banyaknya jumlah air yang diberikan akan sedikit susah diatur.
2.Rakit Apung atau FHS (Floating Hydroponic System)
FHS (Floating Hydroponic System) merupakan budidaya sayuran pada lubang styrofoam (gabus) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung. Adapun kelebihan dan kekurangan pada sistem wick (sistem sumbu).
Kelebihan pada FHS (Floating Hydroponic System)
- Tanaman dapat mendapat suplai air dan nutrisi terus menerus, selama nutrisi di bak penampungan masih tersedia.
- Lebih menghemat air dan nutrisi.
- Mempermudah perawatan pada tanaman karena tidak perlu melakukan penyiraman.
- Membutuhkan biaya yang cukup murah.
Kekurangan pada FHS (Floating Hydoponic System)
- Oksigen akan susah didapatkan jika tidak ada bantuan dari aerator.
- Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.
- Tanaman yang berukuran besar dan memiliki jangka waktu yang lama tidak cocok menunakan sistem rakit apung atau FHS (Floating Hydroponic System).
3.Pasang dan Surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain)
Pasang dan surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain) merupakan salah satu teknik hidroponik yang bekerja dengan memenuhi media pertumbuhan dengan larutan nutrisi dan larutan nutrisi yang tidak terserap kembali ke bak penampung. Waktu pasang surut dapat diatur menggunakan timer.
Pompa diatur dengan timer untuk menentukan waktu pompa menyala dan pompa mati. Saat pompa nyala, larutan nutrisi mengalir hingga merendam akar, yang kemudian disebut pasang atau pembanjiran. Drain terjadi saat surut atau pengeringan yang dilakukan ketika larutan nutrisi mencapai level tertentu. Saat pompa yang diatur dengan timer mati, maka air akan turun menuju ke reservoir yang dikenal proses surut atau pengeringan. Adapun kelebihan dan kekurangan pada sistem hidroponik pasang dan surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain).
Kelebihan pada pasang dan surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain)
- Tanaman mendapat persediaan air, oksigen, dan nutrisi secara berkala.
- Supply oksigen untuk perakaran lebih baik.
- Dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman dan produksi yang dihasilkan tinggi.
Kekurangan pada pasang dan surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain)
- Ketergantungan pada listrik untuk menyalakan pompa dan timer saat pasang dan surut.
- Jumlah tanaman yang dihidroponikkan apabila berjumlah banyak maka akan sedikit sulit dalam mengontrol pH air.
- Hanya cocok untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air.
4.Drip Irrigation atau Irigasi Tetes
Drip Irrigation atau Irigasi Tetes adalah metode irigasi yang menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup, pipa dan emitor.
Metode ini sesuai untuk tanaman yang berukuran besar dan memerlukan waktu pertumbuhan yang cukup lama. Misalnya, tanaman cabai, tomat, mentimun, melon, semangka, dan lain-lain. Adapun kelebihan dan kekurangan pada Drip Irrigation atau Irigasi Tetes.
Kelebihan pada Drip Irrigation atau Irigasi Tetes
- Masalah akar kurang mendapat cairan nutrisi dapat dihindari, karena cairan nutrisi langsung diteteskan ke akar tanaman.
- Akar mendapat oksigen yang memadai, karena akar tanaman tidak pernah sampai terendam dalam air. Cairan nutrisi tetes melewati akar membawa oksigen segar bersamanya.
- Biaya konstruksi irigasi sistem yang murah. Tidak dibutuhkan tempat penampungan cairan nutrisi yang besar dan tidak dibutuhkan valves atau keran.
- Sistem irigasi tetes sangat sederhana dan komponennya juga sedikit, sehingga kemungkinan gagalnya kecil.
- Cairan nutrisi ditetes langsung ke setiap akar tanaman.
- Menghemat listrik. Cairan nutrisi dapat dipompa ke penampungan cairan yang diletakkan ditempat yang agak tinggi dan cairan turun tetes karena grafitasi bumi. Pompa tidak perlu jalan 24 jam.
Kekurangan pada Drip Irrigation atau Irigasi Tetes
- Kadang pada media tanam yang licin permukaannya seperti kerikil atau yang tidak begitu menyerap air, cairan nutrisi tetes dan langsung mengalir kebawah melalui sebagian akar saja, sehingga akar-akar yang lain tidak mendapatkan cairan nutrisi yang memadai.
- kadang-kadang selang tetesnya tersumbat karena adanya kotoran pada cairan nutrisi. disarankan pakai filters sebelum cairan nutrisi dialiri melalui selang ke seluruh tanaman.
- Kesalahan manusia. Kadang karyawan mencabut selang tetes dan lupa menaruh kembali, mengakibatkan tanaman tidak teraliri cairan nutrisi.
- Selang tetes tidak tertanam kedalam akar dengan benar, sehingga cairan nutrisi membasahi permukaan media tanam, hal ini menyebabkan tumbuhnya lumut yang subur pada permukaan tanaman dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
5.Deep Water Culture (DWC)
DWC (Deep Water Culture) adalah salah satu teknik dalam sistem hidroponik yang diharapakan dapat mengatasi pemberian nutrisi pada tanaman dari akar sampai daun dan mengatasi serangan hama pada tajuk tanam. Metode DWC dapat menggunakan pompa untuk mengalirkan oksigen di perakaran. Aerasi akar meningkatkan penyerapan air dan hara pada tanaman.
Setiap masing-masing sistem hidroponik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti sistem Deep Water Culture ini. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pada sistem ini :
Kelebihan :
- Tingkat oksigenasi yang tinggi, pemberian oksigen pada akar mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar yang bertujuan agar mempercepat laju pertumbuhan tanaman secara menyeluruh.
- Butuh nutrisi lebih, karena akar tanaman yang selalu teredam air/ larutan nutrisi maka campuran nutrisi direkomendasi ΒΌ dari kebutuhan normal.
- Perawatan nya cukup mudah, karena sistem DWC ini sangat sederhana dan hanya membutuhkan pompa udara. Sehingga saat perawatan kita cukup membuka penampang dan membersihkan lumut-lumut yang menempel atau sisa sampah dari tanaman.
Kekurangan:
- Sulit menjaga suhu air, karena sistem DWC ini tidak mengalir dan sering menjadi hangat. Agak sulit untuk menjaga suhu air tetap berada di bawah 21o
- Kerusakan pada pompa udara, apabila pompa udara mengalami kerusakan atau macet bahkan sampai padam cukup lama, dikhawatirkan akar tanaman akan membusuk.
- Fluktuasi pH dan nutrisi, untuk sistem DWC ini kita harus lebih rutin mengecek tingkat keasaman (pH) air maupun kepekaan larutan nutrisi dalam wadah (tandon) yang sering berubah. Kesulitan lainnya adalah pada saat dibutuhkan koreksi pH dan larutan nutrisi, kita harus membuka penutup wadah jika tanaman tersebut telah tumbuh besar contohnya seperti tanaman kale.
6.Nutrient Film Technique (NFT)
NFT (Nutrient Film Technique) adalah budidaya tanam dengan menggunakan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan media tanam tanah.
Metode NFT (Nutrient Film Technique) memiliki akar tanaman yang tumbuh pada lapisan larutan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi. Hal ini memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan oksigen secara cukup. Metode NFT (Nutrient Film Technique) sesuai untuk sayuran hijau seperti sawi, selada, bayam, pakcoy, timun, tomat, dan lain-lain. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pada sistem ini :
Kelebihan:
- Pertumbuhan tanaman lebih cepat dibandingkan dengan sistem lain.
- Sangat mudah untuk mengontrol keadaan nutrisinya.
- Resiko pengendapan kotoran di dalam gully sangat sedikit.
- Pertumbuhan tanaman bisa seragam.
Kekurangan:
- Sistem NFT sangat tergantung dengan listrik.
- Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh jamur pada air akan sangat cepat.
- Investasi untuk pembuatan instalasi tergolong mahal.
7.Aquaponik
Aquaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan.
Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang mengaplikasikanya tentu saja akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan pada sistem ini :
Kelebihan:
- Dapat menghasilkan dua produk sekaligus dalam satu kali proses produksi.
- Menghemat Lahan.
- Produk pertanian yang dihasilkan berupa organik.
- Dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan.
- Lebih hemat air.
Kekurangan:
- Biaya pembuatan sistem lebih mahal.
- Tergantung dengan ketersediaan listrik.
- Membutuhkan skil khusus.
- Membutuhkan perawatan extra.
8.Aeroponik
Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Jadi, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah, pada tempat yang telah dijaga kelembapannya.
Sistem tanam ini memerlukan air dan sekilas hampir sama dengan hidroponik. Namun, pada aeroponik, air diberikan larutan hara lalu disemburkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut dan cara kerja ini disebut juga pengabutan. Akar tanaman akan menyerap larutan hara yang membantunya untuk tumbuh dengan baik. Adapun kelebihan dan kekurangan pada sisitem ini:
Kelebihan:
- Sistem aeroponik membantu lingkungan dengan menghemat air.
- Sistem aeroponik mengurangi jumlah tenaga kerja manusia yang terlibat.
- Karena akar di udara, tanaman menerima lebih banyak oksigen.
- Oksigen tambahan yang tanaman terima dapat meringankan pertumbuhan patogen berbahaya.
- Larutan nutrisi yang digunakan lebih hemat. Hal ini karena saat proses pengabutan pada sistem aeroponik, akar tanaman menyerap langsung nutrisi yang diberikan. Tidak ada larutan yang terbuang sia-sia dan tanaman tumbuh dengan segar.
Kekurangan:
- Biaya pembuatan sistemnya cukup mahal.
- Alat bergantung pada listrik, sehingga ketika aliran listrik mati, alat tidak bisa bekerja.
Tips Hidroponik Bagi Pemula
Sistem hidroponik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, luas lahan, dan kondisi keuangan untuk investasi awal instalasi. Adapun tips hidroponik bagi pemula diantaranya sebagai berikut:
- Bagi hidroponik pemula yang menginginkan hasil produksi tanaman yang menjanjikan dan menghindari penggunaan media tanam, metode deep water culture dan sumbu atau wick menjadi alternatif yang lebih mudah.
- Bagi yang ingin memulai dengan biaya yang terjangkau dapat menggunakan hidroponik substrat/media, walaupun kurang efisien dibandingkan dengan metode lainnya.
- Jika Anda baru saja memulai hidroponik, lebih baik memilih sistem yang resikonya kecil dan disesuaikan dengan alokasi waktu Anda untuk berkebun hidroponik.
Anda bisa mencoba metode dan sistem hidroponik lainnya untuk memulai berkebun hidroponik. Yang perlu Anda perhatikan perawatan dan pemeliharaan pada tanaman. Demikian infomasi yang kami sampaikan semoga bermanfaat untuk anda para pemula. Terimakasih!